“Tuuut,,,tut,,tuutt,,,,,,,”
bunyi kereta api yang siggah di stasiun jati Negara, Jakarta. Dengan jengkelnya
mencari anak teman orang tuaku yang dari yogya itu.
“yang mana
sich anaknya tante indah itu” desahku.
“kamu anaknya
om dimas yach????” seorang cowok berpakaian sangat cool menyampiri aku.
Aku hanya
diam sambil tersenyum dan berkata dalam hati, “ ternyata anak tante indah lumayan ganteng”.
Tiba tiba
anak itu melambaikan tangannya di depan mataku ”woiii….kamu anaknya om dimas
kan kan?” tanyanya lagi kepadaku.
“yachh!” jawabku
dengan singkat.
Sepanjang
perjalanan aku hanya terdiam dan focus menyetir mobil Honda jazz merah yang
merupakan mobil hadiah ulang tahun dari papku saat aku ultah. Rasanya situasi
menjadi sangat tidak enak, berdiam didalam mobil bersama cowok yang belum aku
kenal. Kalau bukan karena mama, aku nggak akan pernah mau jemput cowok ini.
“oh iya,,ngomong-ngomong kita belum kenalan,
nama kamu siapa?” sapa cowok itu tiba-tiba sambil memandangiku.
“Putri
Isabella,panggil aja bella, kamu?”jawabku.
“ohh,,kenalin nama aku Reza Aditya,,panggil
aja reza atau eza, ngomong-ngomong kamu sekarang sekolah dimana bel?” Tanyanya
lagi.
“ aku sich masih kelas XII SMAN 02 Jati Negara,
kata mama aku kamu mau lanjutin sekolah disini, kamu kelas XI kan? Tuaaan aku
setahun donk” jawabku dengan senyum mengejek.
Sesampainya
dirumah aku langsung masuk kamar dan langsung berbaring diatas kasurku yang
berwarna biru muda itu. Karena lelahnya aku langsung terlelap dalam tidurku.
“ sayang,
bangun…ini udah malam!” seru mamaku.
“ahh,,baru
juga jam tujuh ma, masih sore kok,nanti aja,,aku masih capek banget abis
nungguin anak teman mama di stasiun tadi” jawabku malas.
“jangan gitu
donk sayang, sekarang kamu bangun, mandi, abis itu dandan yang rapi, papa mau
ngajak kita sekeluarga makan malam diluar”
“ngapain sich
pake diluar segala, dirumah juga enak ,ma?”
“papa sama
mama mau kasih kamu surprise”
“apaan , ma?”
tanyaku spontan.
“makanya kamu
sekarang mandi gih!”
“ya ya….!”
Jawabku lesu.
Semua
keluarga memasuki sebuah restoran terkenal di tengah kota Jakarta. Ada
mama,papa, dan juga Reza. Aku semakin bertanya-tanya surprise apa yang akan
mama papa kasih ke aku nanti. Setelah kita duduk disalah satu meja makan,
seorang pelayan datang dan tak lama pergi lagi membawa pesanan kami.
“sepertinya
sekarang belum saatnya kita beritahu surprise itu ke bella, ma!” kata papaku.
“duch kok
pake ditunda-tunda segala sich, pa?”
“papa Cuma
mau liat kalian berdua dulu”
“kalian?”
tanyaku bingung.
“yah,kamu
sama resa sayangku” mamaku ikut bicara.
“emangnya ada
apa sich antara aku sama reza, ma?”
Tiba-tiba
saja makanan pesanan kami sudah datang, dan juga mama tak menjawa pertanyaanku.
Begitupun Reza yang hanya tersdiam santai.
Matahari
terbit dengan indahnya, aku terbangun dengan malasnya lalu segera mandi.
Setelah itu kau menuju ke ruang makan, melahab sepiring nasi goreng dan
langsung kaluar menaiki mobil jazz merahku.
“tunggu aku!”
seruan tiba-tiba.
“kamu?”
“yah,,aku
hari ini sekolah di tempat kamu juga bel,,,ehh kak bella”
“stop reza,
panggil aja aku bella”
“baiklah kak
bella,eh maksud aku bella”
“kamu bisa
nyetir mobil nggak? kalau bisa kamu aja yang nyetir mobil ini dech!”
“ya
udah,,sini kuncinya bel”
Sesampainya
disekolah semua mata tiba-tiba melirikku. Dan Reza pergi menghadap ke kepala
sekolah.
“gebetan baru
bel?” Bisik Rani.
“bukan dia
anak temen papa aku!”
“hati-hati lo
bel, biasanya bakalan jadi cinta tau”
“bisa aja
Ran, mana ada yang bisa nggak terpesona liat cowok unyu’ kayak dia,biar
berondong tetep aja sesuatu”
“jadi lho
bener suka ma dia”
“bisa
dibilang begitu”
“Kring kring
kring….”bel berbunyi.
Dikamaraku
baring, sambil berkhayal dengan sosok Reza yang semakin hari semakin nyata di
benakku.
“kok aku jadi mikirin dia terus sich!” pikirku
dalam hati.
Tidak terasa
hampir tiga bulan dia disini, rasanya begitu cepat. Tiap hari kita juga semakin
dekat. Meski di sekolah kita jarang ngobrol, tapi tiap pagi dan siang kita
selalu pulang bareng. Bahkan Reza udah jadi temenku dirumah, dia juga sering
temenin aku keluar rumah, belanja, dan jalan-jalan. Nggak kerasa benih-benih
cinta tumbuh diantara kita berdua, Reza juga
mulai menampakkan perhatiannya. Sampai suatu ketika dia menyatakan citanya
padaku. Dari semua pernyataan cintanya itu, ku tambah semakin bahagia, kini ku
bukan sekedar punya temen saat akan kesekolah melainkan bersama kekasih aku
sendiri.
Mama dan
Papaku juga sangat mencurigakan, melihat tingkah kami berdua yang semakin hari
semakin dekat, mereka jadi tambah aneh. Entah ap yang dia sembunyikan kepadaku,
surprise yang dia janjikan entah kapan ia akan berikan kepadaku.
“kring,,kring…kring”
dering telefon dirumahku.
“halo?”
“ini bella
yach?”Tanya seorang wanita paru baya di seberang sana.
“iya, init
ante indah yach?”
“iya, kamu
tau aja…gimana kabar kamu di sana, nak?”
“baik ko
tante”
“kalo reza
gimana kabarnya? Dia g ngerepotinkan sayang?”
“ahh,,nggak
kok tante, malah aku merasa punya teman saat reza ada disini”
“iya,
mama-papa kamu kan niat memperjodohkan resa sama….”
“oh, iya
tante nanti aku Tanya sama papa-mama”jawabku memotong pembicaraanya.
Sesak di
dadaku tiba-tiba datang mendengar kata-kata tante indah, tak kusangka ternyata
resa berada di sini untuk di jodohkan. Lalu apa gunanya hubunganku dengan resa.
Buat apa semua ini jika ternyata dia sudah di jodohkan dengan wanita lain. Ku
beranjak dari dudukku dan menemui resa unutk mendapatkan penjelasan darinya
tentang semua ini.
“Za, aku
boleh nanya sesuatu padamu?
“ boleh, kamu
mau Tanya apa bel?”
“tadi mama
kamu menelfon”
“lalu?”
“dia
menanyakan ke aku tentang perjodohamu dengan seseorang”
“oh,,perjodohan
itu, mengapa?”
Keberlari
meninggalkan Reza, seketika reza heran akan tingkahku yang aneh, dia mengejarku
dengan cepat, tapi dia gagal mengejarku karena aku terlanjur mngurungkan diri
dikamar.
“dengarkan
penjelasanku bel”
“nggak perlu
ada yang dijelasin lagi, kini aku udah tau semuanya, aku rela kamu dengannya”
Reza
memberitahukan semuanya kepada mama dan papaku, tentang hubungan kami dan
kedekatan kami selama ini, serta kejadia yang terjadi antara aku dan resa
barusan.
“sayang
dengar mama dulu” mamaku membujuk. Akupun terdiam dan membukakan pintu kamarku.
Mama membawaku ke ruang tengah yang disana sudah ada reza, papa, dan juga tnte
indah. Aku semakiin bingung melihat tante indah langsung ada disini.
“sebenarnya
yang dijodohkan dengan reza adalah kamu sayang, papa dan mama tidak
memberitahumu karena papa dan mama ingin melohat kalian menyatu dengan
sendirinya, akhirnya setelah beberapa bulan ini kamu bisa bersatu dengan reza”
jelas mamaku
“jadi selama
ini surprise yang mama dan papa sembunyikan adalah perjodohan ini?”
“iya sayang,
tapi sekarang kamu sudah mengatahui semuanya, jadi mama memanggil tante indah
kemari untuk membiacarakan soal perjodohan ini lebih jau lagi, kami memutuskan
untuk mempertunangkan kalian dulu, setelah kalian dewasa nanti dan sudah
memliki pekerjaan baru kami akan memikirkan langkah lebih lanjut” jelas mamaku
lagi.
Aku hanya
tersia tak menyangka, ternyata semua ini terasa begitu mudah, Aku yang akhirnya
bersatu dengan Reza yang melainkan orang yang telah dijodohkan orang tuaku
untukku, ku merasa lebih tenang sekarang, seandainya dulu mama dan papaku
langsung memeritahuku, mungkin akau akan sulit menerimanya. Ternyata jalan yang
ditempuh orang tuaku ada benarnya juga. Dan sekarang ku tetap bisa bersama
dengan Reza orang yang kucinta dan juga orang yang telah dijodohkan orang tuaku
untukku.
Ternyata